Gambar Mewarnai Burung Gagak
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Burung Gagak. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai oleh anak-anak.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Owi Si Burung Hantu yang Hidup Terlalu Malam - Dongeng
Owi si burung hantu selalu bangun saat semua hewan tidur. Ia aktif di malam hari, punya penglihatan tajam dalam gelap dan pendengaran luar biasa. Tapi… itu malah bikin dia merasa sendirian. “Kok kamu ga tidur malem-malem begini?” tanya Tilo si Tupai suatu pagi. “Karena aku burung malam…” jawab Owi sambil ngantuk. “Yah, kita main siang, kamu main malam. Kita nggak cocok, Owi,” kata Tilo sambil sedih. Semua hewan main siang hari. Bang Dodo bahkan pernah bilang, “Kamu tuh burung yang salah jadwal hidup!” Owi jadi minder. Dia merasa seperti alarm yang nyala jam 3 pagi — ngagetin, tapi gak diundang. Hingga suatu malam, saat semua hewan sudah tidur nyenyak, terdengar suara mencurigakan dari tepi hutan. Owi yang sedang hunting jangkrik langsung siaga. “Telingaku tidak bohong. Itu... suara ranting patah... dan... suara langkah yang bukan kaki rusa!” Dengan penglihatan malam setajam detektif bintang, Owi terbang mengintai... dan menemukan dua manusia asing dengan kantong besar mendekati tempat tinggal Roni si Rusa! Owi langsung terbang ke tengah hutan dan... HUUUKK!! Mengeluarkan suara khas burung hantu yang serem banget kalau didengar malam-malam. Manusia-manusia itu kaget, panik, dan langsung kabur balik ke arah desa. Keesokan paginya, Roni bangun dan menemukan jejak aneh di dekat...
Kunyil si Kura-Kura - Dongeng Anak
Kunyil si Kura-Kura terkenal... pelan. Kalau jalan, kayak loading video sinyal 1 bar. Kalau mikir, kadang jawabannya keluar besok. Tapi Kunyil punya satu hal yang bikin iri hewan-hewan lain: dia bawa rumah ke mana-mana! Mau hujan badai, panas terik, dikejar sigung, atau disemprot Lala si Laba-Laba (yang suka main jaring iseng), dia tinggal masuk ke rumah dan... beres. “Enak ya, Kun. Gak perlu bayar cicilan daun tiap bulan,” kata Sigi sigung. “Aku sih santai. Mau ke mana pun, rumah ikut,” jawab Kunyil dengan senyum lambat. Suatu hari, Raka si Rangkong yang baru balik dari hutan seberang datang dengan kabar heboh. “Akan ada Lomba Pindah Rumah! Siapa yang bisa bawa rumah paling jauh, dia pemenangnya!” seru Raka Rakun, sambil pamer peta besar. “Pemenangnya dapat... sebidang tanah hijau di dekat Air Terjun Pelangi!” Semua hewan langsung sibuk: ada yang nyeret pondok, ada yang gotong gua portabel, bahkan Lala nyulam rumah dari jaring super elastis. Tapi Kunyil? Dia cuma... ngunyah daun dan jalan santai. Karena ya... rumahnya udah nempel. “Kun, kamu ikutan gak?” “Iya.” “Persiapannya mana?” “Lagi saya injak.” Hari lomba tiba. Hewan-hewan ngangkut rumah sambil megap-megap, berkeringat, ada yang tersandung, ada yang rumahnya roboh. Sementara Kunyil? Jalan... pelan... pasti... Pelan... berhenti...
ASAL USUL BAKSO (Master Bo 1) - Dongeng Kuliner
Bagian 1: Bola Daging Untuk Ibu (Dongeng kocak dari zaman dahulu kala di tanah Tiongkok yang penuh salju, sup, dan keompongan) Pada zaman dahulu kala, di sudut kecil sebuah desa bersalju di negeri Tiongkok, hiduplah seorang pemuda miskin bernama Bo-Kian, atau yang akrab dipanggil warga desa sebagai Bo. Bukan karena namanya pendek, tapi karena dia sering berkata, “Bo bisa makan tiga hari,” atau “Bo punya uang,” padahal kenyataannya… bo’ong. Bo tinggal bersama ibunya yang sudah tua renta, ompong, dan sangat menyayangi Bo. Walau miskin, Bo adalah anak yang penuh cinta, dan sangat ingin membahagiakan ibunya. Masalahnya satu: ibunya suka makan sup daging, tapi... “Nak Bo, Ibu pengen sup daging... yang kayak dulu waktu gigi Ibu masih lengkap sebelas dua belas.” Bo termenung. Daging? Dengan kondisi ekonomi mereka? Hmm... Bo melirik seekor ayam tetangga yang lewat dengan sombongnya sambil mengepak sayap. Ayam itu aman... karena Bo justru punya daging sapi sisa sumbangan dari tetangga kemarin. Tapi, ya Tuhan, daging itu kerasnya seperti tekad mantan pacarnya yang gak mau balikan. Setelah mencoba mengiris kecil-kecil dan tetap susah dikunyah, Bo berpikir keras. Lalu muncul ide cemerlang — ala ilmuwan dapur amatir. "Kalau daging gak bisa dikunyah... ya ditumbuk sampe bisa disendok!" Bo mengeluarkan...